MEMBANGUN GENERASI MUDA YANG UNGGUL DALAM
MEYONGSONG BONUS DEMOGRAFI INDONESIA
Oleh : Mochammad Ridwan ( C14150090)
Mahasiswa Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Penduduk
Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa berdasarkan Sensus Penduduk 2010 yang dikeluarkan
BPS dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,49% selama 2000-2010. Kenyataan
tersebut menempatkan Indonesia berada pada peringkat empat penduduk terbanyak
di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), India, dan Amerika Serikat.
Jumlah penduduk yang besar tersebut tentunya merupakan potensi yang besar bagi
pembangunan Indonesia. Menurut proyeksi Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk
Indonesia diperkirakan mencapai 271 juta pada tahun 2020 dan 296 juta pada
tahun 2030.
PBB dalam laporannya yang
berjudul World Population Prospect memprediksi bahwa Indonesia memasuki era
bonus demografi pada tahun 2020-2030. Bonus demografi merupakan kondisi di mana
jumlah usia produktif semakin besar, sementara itu jumlah usia muda semakin
kecil dan usia lanjut belum besar. Pada tahun 2010, penduduk usia produktif
(15-64 tahun) sebesar 66,5% dari jumlah keseluruhan penduduk dan diperkirakan
akan mencapai 68,1% pada tahun 2030. Keadaan tersebut dapat memacu pembangunan
Indonesia lebih cepat apabila dapat dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu,
Indonesia harus memperbaiki kualitas sumber daya manusia agar bonus demografi
tersebut menjadi sebuah berkah bagi Indonesia. Bonus demografi juga merupakan
kesempatan emas bagi pemerataan penduduk Indonesia.
“Kita
tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat
membangun generasi muda untuk masa depan,” (Franklin D. Roosevelt), seorang
mantan presiden Amerika Serikat yang ke-32 yang menggambarkan bahwa betapa
pentingnya membangun dan mempersiapkan generasi muda untuk menjawab tantangan
dimasa depan. Hal demikian ini dikatakan karena pada dasarnya, generasi muda
memiliki pemikiran yang kritis, idealis dan mempunyai daya kreatifitas yang
tinggi. Inilah yang menyebabkan para pemimpin diseluruh dunia menyebut generasi
muda sebagai harapan bangsa, dan akan menentukan nasib bangsa itu sendiri.
Melalui pendidikan, kita juga diharapkan menjadi generasi
muda yang cerdas, kreatif dan inovatif. Untuk itu diperlukan adanya bimbingan
bagi generasi muda agar kelak tidak salah arah. Oleh karena itu saya Mochammad
Ridwan mengabdikan diri menjadi seorang senior resident asrama PPKU IPB untuk
membina mahasiswa baru IPB yang bertujuan untuk membangun genarasi yang lebih
baik , berawal dari asrama agar kelak dapat menjadi manusia yang lebih
bermanfaat bagi orang lain dan dari sini pula dapat membangun generasi yang
lebih baik dengan melakukan pembinaan-pembinaan, berbagi pengalaman yang telah
saya dapatkan agar dapat menjadi pelajaran bagi semuanya. Disinilah letak
keyakinan saya bahwa pemuda memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi
pilar-pilar pembangunan sebuah negara. Jika para generasi muda itu dipersiapkan
dengan pembinaan yang membuatnya tumbuh besar maka ia kelak akan menjadi
insan-insan pengukir prestasi dalam sejarah peradaban negeri ini, sebaliknya
jika ia diperlakukan biasa saja bahkan dibuat tidak pernah berpikir mandiri
maka ia hanya akan membebani bangsa ini. Cerdas dan kreatif, berarti juga kita
harus peka terhadap hal-hal baru, harus memiliki imajinasi dan mampu berkarya
dalam bidang apapun. Kita didorong untuk mengembangkan ide dan gagasan kita,
agar bangsa kita menjadi bangsa yang maju pemikiran. Jangan hanya mampu
mencontoh budaya luar, yang nyatanya tidak sesuai dengan budaya yang berlaku di
negara kita. Sebagai contoh, apabila kita tidak cerdas dan slektif terhadap
hal-hal baru yang ditawarkan oleh dunia, kita akan melihat banyak pemuda yang
mulai kehilangan jati diri bangsanya, mulai radikal, dan menganggap kesenangan
adalah segalanya, sehingga yang dikatakan pemuda sebagai ‘harapan bangsa” itu
hanya sebuah celoteh semata.